Dalam sebuah film, biasanya terdapat satu premis utama, yang merupakan gagasan dasar atau ide pokok yang menjadi fondasi cerita. Premis ini merangkum inti konflik atau tujuan utama dari narasi film. Namun, di dalam perkembangan cerita, bisa saja terdapat beberapa sub-premis atau premis tambahan yang terkait dengan subplot atau karakter pendukung.
Jadi, meskipun sebuah film umumnya berpusat pada satu premis utama, ia bisa memiliki beberapa premis kecil yang memperkaya alur cerita dan memperdalam karakter.
Karakter antagonis dalam film juga dapat memiliki premis, terutama jika ceritanya kompleks dan mendalam. Premis antagonis menjelaskan motivasi, tujuan, atau konflik yang dihadapi oleh karakter tersebut, yang biasanya bertentangan dengan premis protagonis.
Misalnya, dalam cerita yang baik, antagonis bukan hanya "jahat tanpa alasan." Sebuah premis untuk antagonis dapat memberikan kedalaman pada karakter, menjelaskan mengapa mereka melakukan tindakan tertentu atau apa yang mendorong mereka.
Namun, premis antagonis biasanya tidak berdiri sendiri. Premis utama film tetap menjadi pusat cerita, tetapi antagonis bisa memiliki sub-premis yang menggambarkan sudut pandang atau tujuan mereka yang berlawanan dengan protagonis.
Contoh:
Premis Protagonis: Seorang pahlawan berusaha menyelamatkan kota dari kehancuran.
Premis Antagonis: Seorang penjahat berusaha menghancurkan kota karena balas dendam pribadi.
Dengan demikian, premis antagonis memperkuat konflik dan memberikan narasi yang lebih berimbang.
Dalam satu cerita, secara umum ada satu premis utama yang menjadi fondasi keseluruhan cerita. Premis utama ini merangkum esensi dari narasi, yaitu konflik utama atau tujuan yang harus dicapai oleh karakter protagonis.
Namun, selain premis utama, sebuah cerita dapat memiliki beberapa sub-premis atau premis pendukung yang terkait dengan subplot, karakter pendukung, atau antagonis. Sub-premis ini tidak berdiri sendiri tetapi mendukung dan memperkaya premis utama, memberikan kedalaman dan kompleksitas pada alur cerita.
Jadi, meskipun secara struktural ada satu premis utama, jumlah sub-premis atau premis tambahan bisa bervariasi tergantung pada kompleksitas cerita, jumlah karakter, dan subplot yang ada.
Contoh skenario:
Premis utama: Seorang detektif harus menangkap pembunuh berantai sebelum korban berikutnya jatuh.
Sub-premis antagonis: Pembunuh berantai ingin membalas dendam atas ketidakadilan di masa lalu.
Sub-premis karakter pendukung: Rekan detektif menghadapi dilema pribadi yang bisa menghalangi pekerjaannya.
Dalam hal ini, cerita tetap berfokus pada premis utama, tetapi sub-premis memberikan dimensi tambahan yang memperkaya keseluruhan narasi.
0 Komentar