Table of Contents
Introduction
Komedi selalu menjadi genre yang menarik karena mampu menghadirkan hiburan sekaligus menyampaikan pesan yang mendalam. Dalam menulis cerita film bergenre komedi, langkah awal yang penting adalah merumuskan premis yang kuat. Premis ini berfungsi sebagai inti cerita yang merangkum karakter utama, keinginan, dan konflik dalam satu kalimat sederhana namun menarik. Dengan premis yang jelas, alur cerita menjadi lebih terarah, dan elemen komedi dapat dikembangkan secara maksimal.
Artikel ini akan memberikan beberapa contoh premis film komedi, lengkap dengan sinopsis yang menjelaskan bagaimana cerita tersebut berkembang. Mari kita lihat bagaimana ide-ide sederhana dapat berubah menjadi kisah yang menggelitik sekaligus bermakna.
Baca juga :
8 structure sequence
ide cerita film
Ide Cerita Film
Sebelum menyampaikan sinopsis, sebelumnya perlu disampaikan ide cerita film yang terdiri atas premis, logline dan tema yang mana bisa membungkus konsep itu dalam tiga dimensi yaitu ide (premis), menggaet perhatian produser dan atau sutradara (logline) dan pesan moralnya (tema). Ide cerita ini adalah :
Logline: Bagaimana jika sebuah petualangan semalam begitu bermakna hingga mengubah jalannya hidup seseorang?
Premis: Seorang mahasiswa yang harus menunggu sidang keputusan pelanggaran kampus keesokan paginya, yang kemungkinan akan membuatnya dikeluarkan, memutuskan untuk menghabiskan malam terakhirnya dengan bersenang-senang di sebuah restoran 24 jam. Namun, malam itu berubah menjadi kekacauan ketika mereka kehilangan mobil, dikejar geng, dan menghadapi masalah yang lebih besar.
Tema: Fish out the bottle.
Kemudian cerita ini akan disampaikan dengan sinopsis yang didukung dengan struktur depalan sekuens (8-sequence structure) yang mana film berdurasi 2 jama dibagi dalam 8 bagian utama yang masing masing memiliki pola yang merunut
Judul : MALMING : Malam Aneh Lalu Menangis
Sinopsis
1. Pembukaan (Setup)
Seorang mahasiswa bernama DIKA (26) memasuki semester 11 di kampusnya sebagai mahasiswa teknik. Pada akhir semester itu dia terpaksa menyewa joki skripsi dan ketahuan oleh Senat. Dia pun menerima surat panggilan sidang pelanggaran kampus, yang akan menentukan apakah ia di-drop out atau diberi kesempatan kedua. Pikirannya kacau, dihantui oleh rasa bersalah dan ketidakpastian, apalagi dia dikenal sebagai mahasiswa bragajulan, berpacaran dengan anak dekan dan juga pernah terlibat perkelahian. Usahanya untuk melupakan tekanan itu, ia mengajak dua temannya, RAKA (24) dan MAMAT (23) untuk menghabiskan malam dalam perjalanan untuk ke sebuah Club Malam bernama "Stadebar". Mereka bertiga percaya bahwa malam ini adalah kesempatan terakhir untuk bersenang-senang sebelum menghadapi kemungkinan terburuk.
Perjalanan mereka dimulai dengan mengisi bensin pada SPBU dan berbincang tentang impian mereka yang mungkin tidak lagi relevan jika keputusan sidang tidak memihak mereka. Dika yang impulsif, Raka yang skeptis, dan Mamat yang penuh semangat tetapi menyembunyikan rasa takut. Dika terlalu yang bersemangat menghalau seseorang yang hendak memotong antrian pengisian bensin yang datang berkelompok nampak mengancam, dan hal-hal mulai terasa tidak benar.
2. Reaksi (First Dilemma)
Mereka sempat mau berantem tetapi dicegah oleh razia yang dilakukan oleh kakak Raka, AKBP GHOFUR (30). Dika sempat bermain mata dengan SINTA (20) perempuan yang kebetulan salah satu nggota kelompok. Walau menyinggung salah satu anggota kelompok dan sempat terjadi tawuran, mereka kabur. Akan tetapi, hal ini bisa memicu ketegangan yang tidak dapat dielakkan pada nantinya. Dika dkk bisa akhirnya pergi sebelum keadaan semakin buruk, dan mereka keluar dari SPBU berpikir bahwa masalah selesai di situ.
Namun, saat mereka tiba di warkop kecil mobil Dika dicuri. Ketegangan berubah menjadi kepanikan. Mereka menduga mobilnya dicuri oleh kelompok tadi. Adanya kebingungan dan rasa marah, Dika memutuskan untuk mencari mobil itu, meskipun Mamat memperingatkan bahwa mereka seharusnya meninggalkan masalah ini dan menunggu hari esok dan menghubungi kakak Raka. Sementara itu para temannya di klub malam “stadebar” menelpon untuk segera datang karena sudah di book.
3. Rintangan Pertama (First Obstacle)
Dika dalam perseteruannya di SPBU mengingat dia mengambil video untuk niat diviralkan dan melihat beberapa plat nomer dan juga tanda-tanda lain. Mereka bertanya kepada orang-orang sekitar dan menemukan petunjuk pertama tentang keberadaan kelompok ini, situasinya menjadi lebih rumit. Ternyata mobil Dika memang ada di dekat yang mereka tuju yaitu kampung perantauan yang sangat dingin dan terlihat beberapa anjing yang menyalak.
Masalah bertambah ketika mereka secara tidak sengaja memicu konflik baru dengan kelompok tadi karena telah meracun anjing yang tinggal di daerah situ. Perdebatan di antara mereka mulai muncul, terutama antara Dika dan Raka, yang merasa Dika terlalu egois dan tidak memikirkan keselamatan mereka. Ketegangan emosional ini menciptakan retakan dalam persahabatan mereka, sementara ancaman kelompok dan warga kampung setempat yang terus meningkat. Di situ, Sinta walau agak terpaksa bisa melerai konflik yang akan terjadi.
4. Titik Tengah (Midpoint)
Setelah berhasil melarikan diri dengan mengambil kembali mobil mereka dan juga dari pengejaran warga, mereka berlindung di sebuah tempat terpencil. Di tempat ini, mereka mulai merenungkan situasi mereka. Dika menyadari bahwa keputusannya membawa teman-temannya ke dalam bahaya, sementara Raka dan Mamat mulai mempertanyakan apa arti kebebasan yang selama ini mereka cari. Malam yang dimulai dengan harapan akan kebebasan terakhir berubah menjadi mimpi buruk yang menguji batas mereka.
Di tengah kebingungan, mereka mendapatkan informasi baru tentang keberadaan mobil mereka. "Nah, loh lah ini mobil siapa ?" kata Mamat. Raka ternyata diam diam meminta tolong kakaknya. Namun, informasi ini juga berarti mereka harus mengembalikan mobil ke tempat aslinya, meminta maaf ke warga atas salah paham. Raka meminta mereka untuk tetap santai untk menghadapi situasi tersebut secara bersama-sama, meskipun risiko yang dihadapi mungkin semakin besar.
5. Eskalasi (Complications)
Mereka menunggu AKBP Ghofur, dan kemudian mendatangi kampung tetapi ada masalah tak terduga. Ketua kelompok dan juga tetua perantaun itu sudah terlampau marah, karena sudah ada video mereka yang viral dengan fitnah. AKBP Ghofur pun tidak bisa melerai dengan cekatan, disini sudah menjadi semakin tegang. Sinta pun tidak bisa membela mereka. Dika merasa yang egois ternyata terbebani oleh rasa bersalah, sementara Mamat menjadi jagoan yang berjibaku mulai ngotot melawan dan mencoba menjadi mediator di tengah konflik.
Namun Usaha mereka gagal ketika warga mengetahui bahwa anjing yang diracun ternyata mati. Mereka terpaksa hendak ditangkap dan dimasukan ke penjara tetapi Dika kabur tunggang langgang, dan Mamat mengejar dengan terlebih dahulu berantem ala silat daerah. Sementara, AKBP Ghofur dan Raka sempat dihajar massa.
6. Krisis (All Is Lost)
Dika dan Mamat mendapati diri mereka di titik terendah dan kembali ke warkop kecil yang masih buka dini hari itu. Dia terjebak tanpa jalan keluar dan merasa bahwa ini adalah akhir dari segalanya. Dalam keadaan ini, dia mulai mengungkapkan ketakutan dan rahasia terdalam mereka satu sama lain, menciptakan momen keintiman dan kejujuran yang menguatkan ikatan mereka. Mereka menyadari bahwa malam ini telah mengubah cara mereka melihat kehidupan. Pennunggu warkop yang ada menunjukan bahwa kejadian di kampuang perantaua itu masuk berita dan meminta mereka memperhatikan layar.
7. Klimaks
Dika, Raka, dan Mamat akhirnya menyelesaikan konflik dengan warga dan ketua kelompok. Dika memutuskan untuk bertanggung jawab penuh atas tindakannya, termasuk video viral yang memperkeruh situasi dan kesalahan yang menyebabkan kematian anjing milik warga. Mereka bertiga kembali ke kampung dengan rasa takut, namun bertekad untuk meminta maaf dan menyelesaikan masalah secara damai.
Ketika situasi mencapai puncaknya, ketua kelompok menghadang mereka bersama warga yang masih marah. Dengan bantuan Sinta, Dika berani berbicara di depan semua orang, menjelaskan kesalahpahaman yang terjadi dan menunjukkan itikad baiknya. Meskipun awalnya warga dan ketua kelompok tetap tidak terima, keberanian dan ketulusan Dika perlahan meluluhkan hati mereka. Dika akan menjual mobilnya untuk mengganti rugi, mengubur jenazah anjing, dan melakukan klarifikasi di Internet.
8. Resolusi (Aftermath)
Pagi harinya, mereka bertiga duduk di sebuah warung kopi kecil, menunggu waktu sidang pelanggaran kampus Dika. Suasana terasa lebih tenang dibanding malam sebelumnya. Dika menyadari bahwa pengalaman itu telah mengubahnya; ia yang dulu impulsif dan ceroboh kini merasa lebih bijak. Ia berjanji pada dirinya sendiri untuk menghadapi sidang dengan kepala tegak, apapun hasilnya.
Sidang dimulai dengan Rektor memasuki ruangan yang ternyata adalah penunggu warkop kecil yang menyaksikan keberanian mereka. Rektor memberikan kesempatan kedua dengan syarat ia harus memperbaiki reputasinya di kampus. Raka dan Mamat menunggu di luar ruang sidang, memberikan dukungan mereka. Cerita ditutup dengan mereka bertiga berjalan bersama di bawah sinar matahari pagi, tersenyum dan menyadari bahwa malam penuh kekacauan itu telah menjadi pelajaran hidup yang tak ternilai bagi mereka semua.
2 Komentar
Terima kasih, ini sangat membantu
BalasHapusSalom, Pak. Wah, keren banget Pak. Maaf, bolehkah saya meminta membahas genre Religi Islam dan Kristen digabung jadi satu? Bukan kisah cinta. Tapi, ada itu yang lagi viral. Seorang ibu beragama Islam, mengantar anaknya ke pendidikan Sekolah Teologia Kristen dan jadi seorang pendeta Pak. Matur nuwun. Gbu. 🙏😊
BalasHapus