Contoh Pembelajaran Penulisan: Analisa Skrip #1


Sebelum melanjutkan membaca analisa skrip ini, diharapkan para pembaca men-download terlebih dahulu naskah yang kita akan analisa bersama. Agar dapat memahami bentuk analisa skrip ini. Berikut adalah sebuah naskah yang diminta untuk diperbaiki dari Firdaus; untuk naskah aslinya bisa dilihat disini (download naskah asli) lalu hasil dari perbaikan bisa dilihat disini (Download naskah revisi). Berikut adalah penjelasannya;
  • Ada baiknya kalau cerita ini memiliki Premis sehingga memiliki plot yang kuat, kemudian dari premis baru dapat dikembangkan menjadi sinopsis dan seterusnya. 
  • Pada komentar awal, penulis menggunakan bahasa yang tidak mudah dipahami dikarenakan disini narasi teks (bahasa tutur) dan narasi visual (visualisasi) tercampur. Seharunya kita menggunakan satu gaya penulisan saja yakni narasi visual saja. Penulisan ini adalah penulisan semua perihal yang muncul secara visual, kemudian harus di tata sedemikian rupa sehingga seperti instruksi dengan urutan yang cukup menarik secara visual. 
  • e.g; Narasi teks
BABER CHAMAYA, yaitu sebuah desa yang kaya akan potensi alamnya, yang terletak dipertengahan Kec. Xlll Koto Kampar atau pada garis 0 derajat Hatulistiwa. Sebuah desa modern yang menawarkan berbagai tempat wisata, seperti Gunung, Pantai, dan Candi peninggalan kerajaan SRIWIJAYA. 
Dalam poin sebelumnya sudah dijelaskan bahwa scene ditumpuk pada satu paragraf seperti diatas. Dalam revisi, terlihat bahwa visualisasi "desa yang kaya dengan potensi alamnya" kita sisipkan dalam beberapa scene. Bahkan kita bentuk sebuah scene dimana ada papan kayu dengan penjelasan letak lokasi desa tersebut, tidak hanya menjelaskan saja tetapi menunjukan. Don't tell us, Show us artinya jangan bertutur tetapi tunjukan dengan gaya penulisan visual atau visualisasi. 
  • e.g; Narasi teks
Dengan paparan pantai yang masih Alami dan bukit-bukit yang menjulang di bagian Utara dan Barat Pantai semakin menambah keindahan desa ini. Dan tak heran begitu banyak wisatawan yang berdatangan, baik dari dalam maupun dari luar negeri.

  • Sama seperti sebelumnya kita menyisipkan penjelasan diatas dalam scene-scene selanjutnya, terutama bagian "banyak wisatawan yang berdatangan" kita coba bentuk dalam adegan pagi dimana terlihat bahwa orang - orang asing (pada scene 2). kemudian kita perkuat dengan sebuah karakter bernama Mustofa, seorang guide, peneliti yang berjuang "menjual" desa itu dengan keadaan kerjanya, foto - fotonya. disitu pun ada bentukan "sriwijaya" yang lebih mendalam, melalui foto dan buku bersejarah. Disini kita menggunakan hal tersebut karena harus ada adegan yang "menjembatani" dengan plot selanjutnya.
  • Karakter Mustofa memang tidak harus hadiri disitu, itu hanyalah suatu upaya kreatif untuk membentuk keadaan desa, nilai wisata dan sejarah, kemudian karakterisasi Ardi yang lebih kuat. Sebelumnya (pada naskah asli), Ardi muncul begitu saja tanpa ada saut pautnya dengan scene-scene sebelumnya. dengan adanya karakter Mustofa maka akan terlihat lebih organik dan lebih runut sehingga menciptakan rantai yang lebih dramatis, yakni dia melempar sendalnya.
  • Arahan - arahan pada dialog kita hilangkan karena itu sudah dalam ranah talent dan sutradara. disini kita hanya membentuk adegan dan plot. Kemudian dikurangi dan ditambah karakternya, karena banyak sekali dialog yang "datar" dikarenakan tidak menunjukan dialog yang berkarakter pada cerita.  
  • Dialog yang keriting bisa terjadi karena tidak jelas arah tujuan plot (mungkin premis yang kurang kuat) atau (tidak jelas plotnya) dengan demikian akan menjadi panjang. Dialog yang panjang bisa berkesan bertele - tele. 
  • Kemudian ada scene transisi dimana Ardi melintas pemandangan pemandangan indah dimana dia sekarang menjadi bagian dari latar belakang yang besar tadi yakni pantai, gunung dan keindahan alam. 
  • e.g; repetisi
Dari arah barat Ardi berlari kearah gerbang sambil berteriak memanggil pak Amir, dan setelah di biarkan masuk, ia memohon pada pak Amir, agar namanya jangan dicatat sebagai siswa yang telat.

ARDI

Pak, pak, pak, pak, tunggu pak. 
(terburu-buru).

PAK AMIR
Astaqfirullah.
 (kaget).

PAK AMIR CONT’D

Kamu mau bikin saya jantungan ?
 Manggil kok kayak orang kesurupan! 
(marah).

ARDI

Maaf pak saya telat !
 (ngos-ngosan).

ARDI CONT’D

Tolong nama saya jangan dicatat ya pak

Antara penjelasan adegan dan dialog terjadi sebuah pengulangan, diatas dikatakan ardi memohon dan pada dialog dilakukan hal yang menunjukan hal yang sama. Hal ini adalah yang disebut dengan repetisi (pengulangan) sebaiknya dihapus. Pengarahan akting pun lebih baik dihapus saja. Ingat, halaman akan bertambah seiring dengan penjelasan penjelasan yang tidak perlu. Sebaiknya kita berikan ruang kreatif kepada talent dan sutradara.

  • Pada scene 6 sebenarnya adalah pegembangan dari dialog, yang mana disitu ada penjelasan yang tidak lazimnya dipakai dalam sekrip film
ARDI CONT’D

Tolong nama saya jangan dicatat ya pak! 
Setelah shalat subuh tadi saya bekerja di pelabuhan dulu pak, dan agak lama selesainya, makan nya telat pak!
(Wajarlah Ardi telat, karena dipagi itu ( setelah shalat subuh ) Ardi ke pelabuhan yang tak jauh dari rumahnya, ia bekerja mengangkat ikan-ikan para nelayan yang akan dikirim ke kota)

Seperti yang telah dikatakan, sebuah penjelasan itu lebih baik dimunculkan karena ide dalam skrip film harus muncul secara visual. Dengan alasan itulah kita memunculkan adegan CUT TO atau menggunakan Flash back. Disitu penulis bisa menggunakan berbagai cara yang lebih kreatif dalam menunjukan hal ini. 
  • Dalam penjelasan sebelumnya, sudah dikatakan bahwa tidak ada plot dalam adegan pada naskah asli, yang dimaksud adalah tidak ada tujuan yang jelas dalam adegan - adegan dikarenakan belum terasa arahan atau plot yang hendak membentuk cerita. Ada baiknya scene plot dibuat terlebih dahulu.
demikianlah penjelasan terkait Contoh Pembelajaran Penulisan: Analisa Skrip #1 yang bisa disampaikan, bagaimana menurutmu?

Posting Komentar

0 Komentar